sebelum pagi usai, arak-arakan angin mulai gusar
berputar-putar lalu lesap ke peluk teluk
aku melihat nasibku, seperti hilir mudik perahu
dari keramaian ke keramaian yang lain
jangan pernah menuju sepi, katamu suatu waktu
sebab dalam kesepian, mata maut berpagut
bersyukur, karena pagi selalu kembali
membawa embun dan menyimpannya di sepanjang jig1
ikan-ikan terkapar di tepi tongkat kemudi
sebentar pasar akan digelar, barulah mata nelayan memancar
“tak ada nikmat melebihi nikmat karunia-Nya,
Ini perut laut tak henti-henti aku pagut” katamu
maka tak ada yang bisa menghalangimu
untuk tidak mengarung laut
………………………………..(belum selesai)
Catatan:
1 Bagian kapal, layar depan berbentuk segi tiga.