Pagi di Teluk Lampung

undefined

sebelum pagi usai, arak-arakan angin mulai gusar

berputar-putar lalu lesap ke peluk teluk

aku melihat nasibku, seperti hilir mudik perahu

dari keramaian ke keramaian yang lain

jangan pernah menuju sepi, katamu suatu waktu

sebab dalam kesepian, mata maut berpagut

bersyukur, karena pagi selalu kembali

membawa embun dan menyimpannya di sepanjang jig1

ikan-ikan terkapar di tepi tongkat kemudi

sebentar pasar akan digelar, barulah mata nelayan memancar

“tak ada nikmat melebihi nikmat karunia-Nya,

Ini perut laut tak henti-henti aku pagut” katamu

maka tak ada yang bisa menghalangimu

untuk tidak mengarung laut

………………………………..(belum selesai)

Catatan:

1 Bagian kapal, layar depan berbentuk segi tiga.

Diterbitkan oleh jafarfakhrurozi

Just local genius! Seorang yang suka curhat, melalui puisi, orasi, dan testimoni.

Tinggalkan komentar

JAFAR FAKHRUROZI

Hanya puisi, orasi, dan testimoni

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai