Jafar Fakhrurozi

SAYA di akta lahir tanggal 26 September 1983. Di desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka. Di bagian timur, berbatasan langsung dengan Desa Babakan, Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Karena tinggal di perbatasan, saya bisa menggunakan dua bahasa daerah. Basa Sunda dan Cerbon. Sebenarnya, saya lebih suka dikelompokkan ke dalam suku sunda, tapi apa daya, orangtuaku menamaiku dengan nama Arab: Jafar Fakhrurozi, bukan Tatang Suratang, atau Jaja Sujaja. Intinya saya bingung dengan identitas saya. Saya sepertinya bukan keturunan ningrat, sebab dalam silsilah keluarga, tak ada satupun anggota keluarga yang memiliki gelar kerajaan. Meski begitu, saya tidak takut untuk hidup. Apalagi untuk mati.

Singkat cerita, saat kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya diajari dan belajar sastra. Hasilnya mencengangkan; sastra ternyata juga ilmu pasti, sebagaimana sains. Siapa belajar keras, jadilah ia. Dari sini saya sedikit berfikir, kemudian menyimpulkan: saya tak percaya pada bakat, melainkan saya lebih yakin pada kesungguhan dalam belajar. Contohnya adalah saya.

Meski pas-pasan, dalam tempo cepat, saya merasa sudah mampu menulis karya sastra, terutama puisi dengan baik. Apabila tidak percaya, ujilah puisi-puisi saya dengan metode apapun. Hasilnya pasti memuakkan.

Lalu saya kuliah lagi, S2 di Universitas Indonesia. Ambil Ilmu Susastra dengan peminatan Tradisi Lisan. Mulailah saya tertarik dengan masa lalu, betapa bangsa ini kaya akan tradisi. Namun di lapangan saya amati beberapa tradisi tidak berkembang lagi alias hampir menemui ajal. Ini yang memanggil saya untuk mencoba fokus di bidang ini, dengan harapan ikut menyelamatkan tradisi dari kepunahan. Meskipun sulit, minimalnya ada upaya-upaya penyelamatan.

Selain terhadap sastra dan pendidikan, saya interest terhadap ilmu-ilmu sosial, politik, dan kebudayaan. Atasnya, saya mencoba untuk berpikir dan terlibat. Guna menjaga otak dan perut agar tetap kondusif, saya bekerja dan mengabdi di Universitas Teknokrat Indonesia. Salah satu perguruan tinggi di Bandarlampung. Ya sekarang saya berdomisili di Kota Tapis Berseri. Menjadi diaspora lokal. (Bersambung).

Diterbitkan oleh jafarfakhrurozi

Just local genius! Seorang yang suka curhat, melalui puisi, orasi, dan testimoni.

Tinggalkan komentar

JAFAR FAKHRUROZI

Hanya puisi, orasi, dan testimoni

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai